Sabtu, 17 Januari 2009

One Spirit for Us


to My Dear Friend,

Go placidly amid the noise and haste, and remember what peace there maybe in silence. As far as possible without surrender is on good terms with all person speak your truth quietly and clearly and listen to other, even the dull and ignorant they too have their story.

Avoid loud and aggressive, they are vexation to the spirit. If you compare your self with other you may become vain and bitter; for always they will be greater and lesser persons than your self. Enjoy your achievements as well as your plans. Keep interested in your own career however humble; it is a real possession in the changing fortunes of time. Exercise caution in your business affairs; for the world is full of trickery. But let this not blind you to what your virtue there is. Many persons strive for high ideals and everywhere life is full of heroism. Be your self. Especially, do not feign affection.

Neither is cynical about love, for in the face of all aridity and disenchantment, it is perennial as the grass. Take kindly the counsel of the years, gracefully surrendering the things of youth. Nurture strength of spirit to shield you in sudden misfortune. But do not distress your self with your imaginings. Many fears are born of fatigue and loneliness. Beyond a whole some discipline, be gentle with your self.

You are child of the universe no less than the trees and the star. You have a right to be here. And whether or not is clear to you, no doubt the universe is unfolding as it should. Therefore be at peace with god, whatever you conceive Him to be; and whatever your labors and aspirations, in the noisy confusion of life keep peace with our soul. With all it sham and drudgery and broken dreams, it is still beautiful world. Be careful. Strive to be happy. (october,2002)

BE NOT NO BODY’

Oleh Inna Junaenah*

Osamah Bin Laden !!! Siapa yang tidak mengenal sosok ini? Muslim atau bukan, masyarakat menengah ataupun elit, para politisi, pedagang, pelajar atau siapapun pasti pernah mengenal tentangnya. Kalangan muslim memandangnya sebagai seorang militan yang selain piawai dalam berperang. Dengan hartanya dia mendanai berbagai gerakan perjuangan Islam, terutama di Timur Tengah.

Lain halnya dengan Pemerintah Amerika dan sekutunya, Osamah dipandang sebagai ‘Teroris’. Bila ada yang memiliki kontak atau mengadakan jaringan dengannya akan turut ‘dicari’ oleh orang-orang Federal. Walaupun pandangan orang sejagat terhadap tokoh berkebangsaan Arab ini berbeda, semua bisa sepakat bahwa pejuang muslim kelas kakap ini adalah musuh nomor satu Pak Bush alias Amerika.

Terlepas dari pembicaraan tentang pemihakan, pandangan-pandangan tersebut kurang lebih merupakan sebagian dari ‘citra diri’ Osamah Bin Laden. Demikian pula, jika seseorang menyebut nama Inneke Koesherawati, terlintas bahwa dengan jilbab ‘dara’ cantik ini telah banyak menarik simpati kaum muslim. Maka seperti itulah gambaran citra diri Inneke Koesherawati. Konsep tentang citra diri ini memang sangat erat kaitannya dengan ilmu kejiwaan. Prinsipnya, setiap manusia berusaha memiliki citra diri yang terbaik.***

BE NOT NOBODY adalah suatu pernyataan yang sepele yang penulis temukan di judul album Vanessa Carlton. Secara bahasa, BE NOT NOBODY dapat diterjemahkan menjadi “jangan menjadi bukan siapa-siapa” atau dengan kata lain “Jadilah seseorang”, terhadapnya dapat dikembangkan menjadi sebuah konsep.

Misalnya, sebelum kita memutuskan akan mengarahkan diri seperti apa, ada baiknya mengenal dahulu potensi diri yang merupakan modal pembentuk diri. Secara umum potensi diri ini dapat disebutkan menjadi dua macam, yaitu potensi universal dan potensi relatif.

Pertama, potensi universal, yaitu potensi yang dimiliki oleh setiap manusia secara umum. Contohnya, naluri untuk meneruskan keturunan (Gharizah Nau’), naluri untuk mengakui suatu kekuatan di luar dirinya (Gharizah Dien) dan naluri untuk mempertahankan diri (Gharizah Baqa). Selain itu, manusia mempunyai alat penglihatan, pendengaran dan hati (Q.S.Al-A’raf, 7:179). Idealnya potensi ini akan terus ada selama manusia hidup.

Kedua, potensi relatif, yaitu yang tidak semua orang memilikinya dalam kualitas dan kuantitas yang sama. Potensi berupa minat dan bakat yang dimiliki seseorang, seperti kecenderungan terhadap seni, olah raga, menulis, berorasi dan lain-lain. Bisa juga berupa karakter pribadi yang bisa dibentuk, seperti penyantun, sabar, sikap dewasa dan lain-lain. Selain setiap orang bisa memiliki secara berbeda, potensi relatif memungkinkan untuk berubah dengan suatu proses.

Dengan adanya dua potensi ini, seseorang bisa membangun dirinya dengan memproses kualitas dimensi-dimensi berikut:

1. Sebagai manusia
Kalau kita bandingkan manusia dengan makhluk lain. Misal, malaikat yang tidak mempunyai nafsu, sehingga kecenderungan akan ketaannya senantiasa stabil, bersih terus-menerus. Makhluk lain, seperti tumbuhan, batu, air tidak mempunyai akal dan kehidupannya mengalir seperti itu adanya. Terhadapnya tidak ada pahala atau hukuman. Sedangkan, manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Dengan akal dan nafsunya, dia memiliki kehendak yang suatu saat nanti akan diperhitungkan. Sadar akan kapasitasnya, hendaknya manusia dapat menjaga kemuliaannya agar tidak jatuh seperti binatang atau lebih rendah lagi. “JIKA KITA MANUSIA, MAKA JADILAH MANUSIA”, walaupun iblis membenci keberadaan kita.

2. Sebagai muslim;
Naluri untuk mengakui suatu kekuatan yang lebih besar melahirkan kecenderungan untuk beragama. Islam !! Sebuah keyakinan yang tidak saja berbicara dan mengatur ritualitas, tetapi juga berbicara tentang suatu tatanan. Mulai dari urusan hati, fisik, keluarga, masyarakat, hingga tataran kenegaraan bahkan dunia, ditata di dalamnya. Konsep seperti ini tentu saja dapat membedakan seorang muslim dengan penganut keyakinan lain, karena Islam memiliki banyak hal yang khas, walaupun sikap adil terhadap keyakinan lain harus tetap dijaga. Isyhadu bi anna Muslimin, artinya ‘saksikanlah bahwa aku adalah muslim’, bukan sekedar simbolik. Sadar akan kapasitas seorang muslim, maka wajib memperbaharui kualitas keislamannya, pertanyakan keadaan diri tanpa menghilangkan sikap bersyukur, jangan puas dengan kualitas yang telah ada dan teruslah berproses. “JIKA KITA MUSLIM, MAKA JADILAH MUSLIM”, walaupun tidak semua orang suka pada Islam.

3. Sebagai diri sendiri
Pribadi atau individu adalah sosok yang unik. Sesuatu yang dimilikinya bisa jadi tidak dimiliki individu lain. Ada kekhasan tersendiri yang orang lain setujui atau tidak, orang kadang suka atau tidak, kadang sejalan dengan rencana orang lain atau berselisih paham. Di sinilah potensi relatif manusia berperan. Setelah pribadi dibentuk dengan kesadaran sebagai manusia serta diisi dengan keimanan dan keislaman, dia harus menentukan peranan dirinya.
Walaupun sifatnya relatif, kapasitas sebagai diri seperti inilah justru menjadikan kehidupan menjadi dinamis dan semarak. Tentukanlah peranan diri kita untuk dalam rangka menapaki dan membumikan keyakinan dan cita-cita, baik peranan diri di keluarga, atau masyarakat yang lebih luas.

“Saya ingin menjadi pelayan Tuhan…” tutur Ibu Hj.Luthfiah Sungkar yang kita kenal sebagai seorang Ustadzah. Beliau melanjutkan dengan mengatakan “…, maka sejak saat itulah saya ingin menjadi seorang motivator.” Atau ungkapan seorang pedagang loakan yang dikutip Tabloid MQ edisi Nopember 2002 yang mengatakan bahwa dirinya ingin mendekati Alloh dengan cara berdagang. Tidak salah pula kalau suatu saat kita mempunyai target fokus utama untuk melatih dan meningkatkan kualitas sabar di Bulan Ramadhan, sehingga membangun citra diri penyabar. “JIKA KITA MENJADI DIRI, MAKA JADILAH DIRI SENDIRI”.***

Kita menjadi “seseorang yang utuh” tentunnya dengan cara memproses ketiga dimensi tadi secara simultan. Memang, resikonya adalah tidak semua orang akan sepakat dengan apa yang telah kita bangun terhadap diri kita. Bahkan jika kita menjadi orang yang beradab atau biadab sekalipun, akan ada yang mengikuti atau memusuhi. Jangankan seorang penjahat, seorang nabi pun memiliki pengikut dan pembangkang.

Jika hanya berkutat pada kapasitas sebagai muslim tanpa menentukan peranan, maka seorang manusia mungkin hanya sekedar pemimpi. Begitu pula jika peranan, walaupun besar, tanpa diisi dengan suatu keyakinan maka hidup hanya akan menjadi keropos tanpa visi dan misi hidup. Hanya kelelahan fisik yang dialami, dan hanya akan menjadi robot pengikut yang gampang dihancurkan atau sekedar kepala-kepala yang gampang digiring tanpa mengerti apa yang dilakukannya.

So, BE NOT NO BODY!!

UNTUK MU..... Abi Meminta Maaf...Nak!


Dengar,Nak: Abi mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang lurus hitam lengket pada dahimu yang lembab. Abi menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Abi sedang membaca beberapa tulisan di ruang komputer, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Abi masuk menghampiri pembaringanmu.


Ada hal-hal yang Abi pikirkan Nak: Abi selama ini bersikap kasar kepadamu. Abi membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menggaruk mukamu sekilas karena gatal. Lalu Abi lihat kau tidak membersihkan kaki. Abi berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.

Saat makan pagi Abi juga menemukan kesalahan. Kau menelan terburu-buru makananmu. Kau menekan terlalu keras meja. Dan begitu kau baru mulai bermain dan Abi berangkat, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru, "Selamat jalan, Abi!". Tetapi Abi mengerutkan dahi lalu menjawab, "Tegakkan bahumu!"

Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari. Begitu Abi muncul dari jalan, Abi segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaus kakimu. Abi menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. Kaus kaki mahal - dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu Nak, itu keluar dari pikiran seorang Abi!

Apakah kau ingat, nantinya, ketika Abi sedang membaca di ruang perpustakaan, bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka di matamu? Ketika Abi terus memandang koran, tidak sabar dengan gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. "Kau mau apa?" semprot Abi.
Kau tidak berkata sepatah kata pun, melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Abi, kau melemparkan tanganmu melingkari leher Abi dan mencium pipi Abi, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan berikan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi, bergegas menaiki tangga.

Nah, Nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Abi, dan satu rasa takut yang menyakitkan menerpa Abi. Kebiasaan apa yang sudah Abi lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca - ini adalah hadiah Abi untukmu sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Abi tidak mencintaimu; Abi lakukan ini karena Abi berharap terlalu banyak dari masa muda. Abi sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-tahun Abi sendiri.

Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium Abi sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada lagi masalah malam ini Nak. Abi sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Abi sudah berlutut di sana, dengan rasa malu!

Ini adalah sebuah tobat yang lemah;Abi tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini terjaga. Tapi esok hari Abi akan menjadi Abi sejati! Abi akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Abi akan menggigit lidah Abi kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Abi. Abi akan terus mengucapkan kata ini seolah-olah sebuah ritual: "Dia cuma seorang anak kecil - anak kecil!"!

Abi khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun saat Abi memandangmu sekarang, Nak, meringkuk berbaring dan letih dalam tempat tidurmu, Abi lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada di bahu ibumu. Abi sudah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak.... []

Persepsi Diri dalam Kebenaran


Cobalah tenang dalam setiap hiruk pikuk dan kegompohan dunia dan ingatlah bahwa kedamaian mungkin saja berada dalam kesunyian. Bagaimanapun tetaplah bertahan dalam memegang kebenaran alias keyakinan di tengah hujatan pedas yang jelas terdengar dan cobalah untuk tidak menutup diri, karena hal yang kadang menjemukan dan terasa sangat bebal di kepala bisa jadi mengandung banyak hikmah.

Kekerasan hati dan memaksakan keinginan dengan agresif adalah musuh dari sebuah semangat. Membandingkan diri dengan yang lain adalah suatu perbuatan yang akan mendatangkan kesiasian dan sungguh akan menampakkan realitas yang tidak mengenakkan. Karena mereka akan selalu menjadi yang terbaik dan tersempurna disbanding kita.

Enjoy your achievements as well as your plans. Keep interested in your own career however humble; it is a real possession in the changing fortunes of time.

Nikmatilah Setiap Kesuksesan


Exercise caution in your business affairs; for the world is full of trickery. But let this not blind you to what your virtue there is. Many persons strive for high ideals and everywhere life is full of heroism. Be your self. Especially, do not feign affection. Neither is cynical about love, for in the face of all aridity and disenchantment, it is perennial as the grass. Take kindly the counsel of the years, gracefully surrendering the things of youth. Nurture strength of spirit to shield you in sudden misfortune. But do not distress your self with your imaginings. Many fears are born of fatigue and loneliness. Beyond a whole some discipline, be gentle with your self.

You are child of the universe no less than the trees and the star. You have a right to be here. And whether or not is clear to you, no doubt the universe is unfolding as it should. Therefore be at peace with god, whatever you conceive Him to be; and whatever your labors and aspirations, in the noisy confusion of life keep peace with our soul. With all it sham and drudgery and broken dreams, it is still beautiful world. Be careful. Strive to be happy.
***


Aku dan Diri Ku

Tulisan ini aku persembahkan kepada yang terkasih dan tersayang. dewi ku, pujaan dan tambatan hati ini.... selalu. Kepada istriku, ratu dalam rumah barokah...